DAFTAR
ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………….
Daftar Isi …………………………………………………………………...
Bab
I
Pendahuluan …………………………………………………………….…
Latar
Belakang ………………………………………………….............…
Rumusan
Masalah …………………………………………….............…...
Tujuan
Makalah ………………………………………………….............…
Bab
II
Pembahasan ……………………………………………………………..…..
Bab
III
Penutup ……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka ………………………………………………………………..
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat NYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat
warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan
(tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak
satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi
adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang
akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah longsor,
banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa kita
adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan bekal keyakinan terhadap
takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah
mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan
apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.
B . Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini
adalah:
Apa yang dimaksud dengan iman qada’ dan qadar?
Takdir dibagi menjadi berapa macam?
Apa fungsi beriman kepada qada’dan qadar
Allah SWT?
Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada
qada’ dan qadar?
Bagaimana hikmah bagi orang yang beriman
kepada qada’ dan qadar?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami
iman kepada qada’ dan qadar
2. Untuk memahami
dan mengetahui macam-macam takdir
3. Untuk memahami
fungsi iman kepada qada’ dan qadar
4. Untuk mengetahui
ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dan qadar
5. Untuk mengetahui
hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’ dan qadar
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
IMAN KEPADA QADHA’ DAN QADAR
Keimanan seorang
mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman
terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan
batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami
oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini. Semoga paparan ringkas ini dapat
membantu kita untuk memahami keimanan yang benar terhadap takdir
Allah. Wallahul musta’an.
a. Qadha’ dan Qadar
Dalam pembahasan
takdir, kita sering mendengar istilah qodho’ dan qodar. Dua
istilah yang serupa tapi tak sama. Mempunyai makna yang sama jika disebut salah
satunya, namun memiliki makna yang berbeda tatkala disebutkan bersamaan. Jika
disebutkan qadha’ saja maka mencakup makna qadar, demikian pula
sebaliknya. Namun jika disebutkan bersamaan, maka qadha’ maknanya
adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah pada makhluk-Nya, baik berupa
penciptaan, peniadaan, maupun perubahan terhadap sesuatu. Sedangkan qodar maknanya
adalah sesuatu yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali, dengan
demikian qadar ada lebih dulu kemudian disusul dengan qadha’.
Pengertian Qadha dan Qadar Menurut
bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum,
ketetapan, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang
dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan
iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan
makhluk. Sedangkan Qadar, arti qadar menurut bahasa adalah:
kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau
kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk
tertentu sesuai dengan ridah-Nya. Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (QS .Al-Furqan ayat 2).
b. Definisi qadha’ dan qadar serta kaitan di antara keduanya
1. Qadar
Qadar, menurut bahasa yaitu: Masdar (asal
kata) dari qadara-yaqdaru-qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan
(qa-dran). Ibnu Faris berkata, “Qadara: qaaf, daal dan raa’ adalah ash-sha-hiih
yang menunjukkan akhir/puncak segala sesuatu. Maka qadar adalah: akhir/puncak
segala sesuatu. Dinyatakan: Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Demikian pula
al-qadar, dan qadartusy syai’ aqdi-ruhu, dan aqduruhu dari at-taqdiir.”
Qadar (yang diberi harakat pada huruf daal-nya) ialah:
Qadha’ (kepastian) dan hukum, yaitu apa-apa yang telah ditentukan Allah Azza wa
Jalla dari qadha’ (kepastian) dan hukum-hukum dalam berbagai perkara Takdir
adalah: Merenungkan dan memikirkan untuk menyamakan sesuatu. Qadar itu sama
dengan Qadr, semuanya bentuk jama’nya ialah Aqdaar. Qadar, menurut istilah
ialah: Ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk, sesuai dengan ilmu
Allah yang telah terdahulu dan dikehendaki oleh hikmah-Nya. Atau: Sesuatu yang
telah diketahui sebelumnya dan telah tertuliskan, dari apa-apa yang terjadi
hingga akhir masa. Dan bahwa Allah Azza wa Jalla telah menentukan ketentuan
para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan sejak zaman
azali.
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengetahui,
bahwa semua itu akan terjadi pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan
pengetahuan-Nya dan dengan sifat-sifat tertentu pula, maka hal itu pun terjadi
sesuai dengan apa yang telah ditentukan-Nya. Atau: Ilmu Allah, catatan
(takdir)-Nya terhadap segala sesuatu, kehendak-Nya dan penciptaan-Nya terhadap
segala sesuatu tersebut.
2. Qadha’
Qadha’,
menurut bahasa ialah: Hukum, ciptaan, kepastian dan penjelasan. Asal (makna)nya
adalah: Memutuskan, menentukan sesuatu, mengukuhkannya, menjalankannya dan
menyelesaikannya. Maknanya adalah mencipta.
2.
MACAM-MACAM TAKDIR ALLAH
1. Taqdir muallaq yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan
pada usaha atau ikhtiar manusia.
Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat dan lain-lain ini harus
melalui proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Sesuatu yang tidak mungkin
semuanya itu diperoleh tanpa adanya ikhtiar. Sebagaimana firman Allah swt
berikut :
وَاَنْ لَّيْسَ لِلاِ نْسَانِ اِلاَّ مَاسَعَى (۳۹) وَاَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرى
Artinya : “Dan
bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan bahwasannya
usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan
yang paling sempurna”. (QS. An- Najm : 53/39-40)
اِنَّ اللهَ لاَيـُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنـْفُسِهِمْط
Artinya : “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu bangsa sehingga bangsa itu mau
mengubah keadaan (nasib) yang ada pada mereka sendiri”. (QS. Ar- Ra’du :
13/11)
2. Taqdir
mubrom yaitu qada dan
qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat diubah lagi oleh manusia, walau ada
ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ فَاِذَاجَاءَاَجَلـُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ
Artinya : “Dan
tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya”. (QS.
Surat Al- A’raf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus
dipasrahkan kepada Allah swt, karena Allah swt adalah zat yang mengatur dan
menentukan segala sesuatunya. Sebagaimana firman Allah swt berikut :
وَعَلىَ اللهِ فـَتَوَكَّلُوْا اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
Artinya : “Dan hanya kepada Allah
hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS.
Al- Maidah : 5/23).
3.
Fungsi Iman Kepada Qadha’ dan Qadar
Allah SWT mewajibkan umat manusia
untuk beriman kepada qada dan qadar (takdir), yang tentu mengandung banyak
fungsi (hikmah atau manfaat), yaitu antara lain :
a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah
SWT, pencipta alam semesta adalah tuhan Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil
dan maha bijaksana. Keyakinan tersebut dapat mendorong umat manusia (umat
islam) untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa)
yang merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di
perolehnya itu akan di manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya kemakmuran
kesejahteraan bersama di dunia dan di akherat.
b.
Menumbuhkan kesadaran bahwa alam
semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan – ketentuan Allah
SWT (sunatullah) atau hukum alam. Kesadaran yang demikian dapat
mendorong umat manusia (umat islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di
bidangnya masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap
setiap mahluk Allah seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang
tambang, dan gas. Sedangkan hasil – hasil penelitiannya di manfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi. (lihat dan pelajari
Q.S. Almujadalah, 58 : 11)
c.
Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan
terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang
subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung
meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah
SWT. Selain itu, kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada
umat manusia, takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam
kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan
memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan manusia yang
ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu akan
memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka jahanam. (lihat dan
pelajari Q.S. Ali Imran, 3 : 131 – 133).
d.
Menumbuhkan sikap prilaku dan
terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilaku tercela. Orang yang
betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa ) tentu akan
memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis
dalm hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku tercela,
seperti: sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup.
Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya! (lihat dan pelajari Q.S.
Al-Hadid, 57 : 21-24)
e. Mendorong umat manusia (umat islam)
untuk berusaha agar kualitas hidupnya meningkat, sehingga hari ini lebih baik
dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umat manusia (umat
islam) jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia
yang sebenar ini tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja
dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya
yang telah di usahakan secara maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling
bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “sebaik-baiknya manusia ialah
yang lebih bermanfaat kepada manusia”. (H.R. At-Tabrani).
4.
Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan
qadar
a.Mentaati perintah Allah swt dan
menjauhi serta meninggalkan segala larangan Allah swt
b. Berusaha dan bekerja secara maksimal
c. Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
d. Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk
mencapai kebahagiaan hidup di akherat
e. memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran
Allah swt
f.
bersabar dalam menghadapi cobaan
5. Hikmah Beriman
kepada Qada dan qadar
a. Melatih diri
untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar.
b. Menjauhkan diri
dari sifat sombong dan putus asa orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar
c. Memupuk sifat
optimis dan giat bekerja
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beriman kepada qada’ dan qadar akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus
asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah
takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang
muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Oleh karena
itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita
belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik
menurut Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap
sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan
kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.
B. SARAN
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh
karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa
kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan
Allah SWT.Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan
demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa
bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah
DAFTAR PUSTAKA
A. Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI.
Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP.
Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt.
Bina Ilmu.
Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam.
Bandung: Penerbit Pustaka.
Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan
Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam.
Bandung: Tiga Mutiara.
0 komentar:
Posting Komentar