Alat
Reproduksi Wanita dan Fungsinya
Alat reproduksi manusia merupakan seperangkat
organ yang menjalankan fungsi reproduksi suatu makhluk hidup. Sehingga baik
tidaknya sebuah sistem reproduksi akan bertanggung jawab terhadap kelestarian
jenisnya. Demikian pula pada manusia, sistem genitalia atau sistem reproduksi
menjadi bagian penting yang harus diperhatikan kesehatan serta normal tidaknya
fungsi.
Untuk dapat menjaga kesehatan organ reproduksi
dengan baik, ada baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu bagian-bagian dari
sistem genitalia tersebut. Berhubung organ genitalia antara pria dan wanita
berbeda, maka saya akan membahasnya secara terpisah, dan kali ini kita akan
belajar mengenai organ genitalia wanita terlebih dahulu.
Agar dapat memahami dengan lebih jelas bagian-bagian
dari alat reproduksi wanita, maka saya akan menggolongkannya menjadi dua
bagian, yakni organ reproduksi bagian luar dan bagian dalam.
Bagian
Luar
reproduksi wanita bagian luar
Organ reproduksi bagian
luar artinya organ reproduksi yang terlihat dari luar atau masih bisa dijangkau
oleh indra penglihatan tanpa menggunakan alat-alat khusus, bagian-bagian
tersebut diantaranya ialah;
Mons Pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris ialah bagian terluar
organ genitalia yang terletak di bagian depan dan melingkupi tulang kemaluan
(Simfisis pubis). Bentuk mons pubis sedikit menonjol ke depan, tampak seperti
segitiga terbaik, serta akan ditumbuhi rambut kemaluan ketika pubertas.
Sedangkan jaringan penyusun bagian ini ialah lebih banyak diisi oleh jaringan
lemak dengan sedikit jaringan ikat.
Labia Mayor
Labia Mayor dikenal juga sebagai bibir besar
kemaluan. Yakni struktur berupa lipatan seperti sepasang bibir yang merupakan
kelanjutan dari mons pubis. Berdasarkan letaknya, permukaan labia mayor dibedakan
menjadi dua. Pertama, permukaan sebelah dalam yang menghadap ke arah labia
minor. Bagian ini tampak licin karena banyak terdapat jaringan lemak, tidak
mempunyai kelenjar sebacea, folikel rambut dan kelenjar keringat. Sedangkan
permukaan luarnya dilapisi oleh epitel bertanduk serta ditumbuhi rambut sejak
pubertas.
Labia Minor
Labia minor atau bibir kecil kemaluan terletak di
sebelah dalam, berada tepat setelah lipatan labia mayor dan mengelilingi muara
lubang vagina. Struktur labia minor hampir sama dengan labia mayor, hanya saja
pada labia minor tidak lagi ditumbuhi rambut serta banyak terdapat pembuluh
darah. Pada labia minor juga terdapat kelenjar sebacea. Jika dibandingkan
dengan organ genitalia pria, maka labia minor ini bisa dianalogikan dengan
skrotum, yakni lapisan pembungkus testis.
Klitoris
Klitoris adalah struktur yang homolog dengan organ
penis pada reproduksi jantan, akan tetapi karena adanya pengaruh genetik maka
pertumbuhannya menjadi tidak sempurna serta mengalami rudimeter (mengecil). Organ ini berada di dalam labia minor dan di
sebelah atas dari lubang vagina. Struktur penis yang juga terdapat pada
klitoris yakni corpora cavernosa, mengakibatkannya memiliki sifat erektil, sama
seperti penis. Permukaan klitoris diselaputi oleh epitel berlapis pipih tak
bertanduk, banyak juga ditemukan pembuluh darah serta ujung-ujung saraf
sensorik.
Selaput Dara
Hymen atau selaput dara adalah membran tipis yang
menutup lubang vagina. Organ hymen memiliki lubang kecil sebagai jalan keluar
darah atau cairan lain ketika menstruasi. Utuh tidaknya selaput dara seringkali
digunakan sebagai indikasi virginitas seseorang. Hal ini dikarenakan
strukturnya yang tipis serta mudah robek. Pada seorang wanita yang baru pertama
kali melakukan hubungan seksual biasanya lapisan hymen akan robek dan berdarah.
Sedangkan pada perempuan yang telah berkali-kali hamil dan melahirkan, maka
hanya akan dijumpai caruncula hymenalis, yakni sisa-sisa hymen.
Vestibulum
Struktur reproduksi wanita bagian luar yang terakhir
yakni vestibulum atau rongga kemaluan. Rongga ini terletak di dalam labia minor
dan merupakan muara dari saluran kencing atau uretra serta lubang vagina atau
intruitus vagina.
Bagian Dalam
reproduksi-wanita bagian dalam
1. Vagina
Vagina merupakan organ reproduksi yang berbentuk
tabung dengan panjang mencapai 8-10 cm. Dalam sistem reproduksi, vagina
berperan sebagai jalan masuk serta jalan keluar zat dari rahim. Diantaranya
fungsinya yakni sebagai saluran masuk sperma ketika berhubungan seksual, jalan
keluar bagi bayi ketika dilahirkan, serta sebagai saluran keluar cairan atau
darah saat menstruasi.
Secara anatomis, vagina berada diantara rektum dan
kandung kemih. Struktur vagina dapat dibagi menjadi tiga lapis. Pertama berupa
selaput lendir yang berada paling luar, meskipun vagina tidak meiliki kelenjar
yang bisa menghasilkan lendir, akan tetapi lapisan ini selalu basah karena
adanya cairan dari rahim yang selalu
membasahinya. Pada keadaan biasa, antara dinding mukosa depan dengan
belakang akan berimpitan dan baru terbuka saat bersenggama atau melahirkan.
Kedua, lapisan muskular yakni tersusun dari otot-otot yang berasal dari
sphincter ani atau otot anus. Sedangkan lapisan ketiga, lapisan paling dalam,
tersusun dari jaringan ikat.
2. Uterus
Uterus atau rahim adalah tempat menempelnya embrio
hasil pembuahan hingga tumbuh dan berkembang menjadi janin yang siap
dilahirkan. Pada kondisi dewasa normal atau tidak sedang terjadi kehamilan,
uterus memiliki bentuk menyerupai buah pir dengan massa kurang lebih 30 gram.
Sedangkan ukurannya pada anak-anak antara 2-3 cm, nullipara (belum pernah hamil
dan melahirkan)6-8 cm, serta multipara 8-9 cm. Uterus mempunyai rongga dengan
bagian atas lebih lebar.
Struktur penyusun uterus terdiri dari
lapisan-lapisan otot yang kuat dan elastis sehingga mampu menyesuaikan diri
ketika terjadi kehamilan. Selain lapisan otot, pada uterus juga terdapat
jaringan ikat serta ligamen yang berguna untuk mempertahankan posisinya.
Berikut adalah tiga lapisan yang menyusun dinding
uterus:
Perimetrium, bagian terluar uterus yang
bersinggungan langsung dengan rongga perut. Peritoneum tersusun dari jaringan
ikat, pembuluh limfe serta saraf.
Myometrium, bagian tengah dan paling tebal. Sesuai
dengan namanya, myometrium didominasi oleh lapisan-lapisan otot polos serta
dilengkapi oleh pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Otot-otot polos pada
myometrium mempunyai peranan penting dalam proses kontraksi-relaksasi saat
persalinan. Ketika terjadi kehamilan, otot-otot pada uterus juga akan bertambah
tebal.
Endometrium, yakni bagian uterus yang berhubungan
dengan rongga uterus. Endomentrium yang mengandung banyak pembuluh darah serta
lapisan epitel yang akan menebal ketika terjadi ovulasi, sebaliknya akan
meluruh saat tidak ada pembuahan atau menstruasi. Penebalan ini terjadi dalam
rangka mempersiapkan diri untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya embrio yang
tertanan di dalam endometrium selama proses kehamilan.
Secara anatomi-histologi, organ uterus juga dibagi
menjadi beberapa kuadran;
Pada bagian atas terdapat corpus uteri, cervix
uteri, dan fundus uteri
Itsmus, yakni daerah sempit yang merupakan peralihan
corpus menjadi cervix
Portio vaginalis, yaitu penonjolan daerah cervix ke
dalam vagina. Jika bagian uterus yang lain mengalami perubahan struktur saat
pra ovulasi maupun pasca ovulasi, maka bagian ini tidak mengalaminya.
3. Oviduk
Organ reproduksi bagian dalam selanjutnya yaitu oviduk (Tuba fallopi). Oviduk merupakan
sepasang saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan uterus. Organ ini
memiliki panjang mulai dari 8 cm hingga 20 cm dengan diameter yang berbeda-beda
disepanjang bagiannya. Oviduk mempunyai beberapa fungsi. Pertama yaitu untuk
menangkap telur hasil ovulasi, selanjutnya sebagai saluran sperma dan ovum
hingga terjadi fertilisasi dan terakhir sebagai tempat pertumbuhan embrio
sementara sebelum akhirnya melekat pada endometrium.
Bagian-bagian oviduk dapat dibagi menjadi;
Infundibulum – Infundibulum adalah bagian tuba
fallopi yang terletak paling ujung, yakni paling dekat dengan ovarium. Memiliki
lubang masuk yang lebar dan berbentuk seperti corong. Pada sisi-sisi tepinya
terdapat lipatan-lipatan mukosa yang disebut fimbrae. Struktur infundibulum
yang seperti ini akan memudahkan masuknya telur dari ovarium ke dalam saluran
oviduk.
Ampulla – Segmen oviduk selanjutnya disebut ampulla.
Bagian ini merupakan bagian terpanjang yang mencapai 2/3 panjang tuba. Ampulla
mempunyai dinding yang tipis serta saluran yang lebar.
Itsmus – Itsmus merupakan saluran oviduk dengan
diameter sempit. Dindingnya dilengkapi lapisan otot yang cukup tebal.
Intra mural – Saluran oviduk yang terakhir yakni
bagian intra mural. Intra mural memiliki saluran yang sempit serta menembus
dinding uterus.
4. Ovarium
Ovarium adalah organ penghasil sel kelamin pada
wanita. Organ ini berjumlah dua buah dan terletak di sisi kanan dan kiri.
Ovarium berbentuk bulat lonjong.
Jika dilihat menggunakan mikroskop, maka ovarium
dapat dibedakan menjadi dua bagian;
Cortex ovarium – Bagian cortex tersusun dari
jaringan ikat padat, sabut-sabut retikuler, tunika albiginea, serta ditutup
oleh epitel permukaan. Pada bagian inilah akan dihasilkan folikel ovarium
(calon ovum beserta sel yang mengelilinginya), corpus luteum, dan corpus
albican.
Medula ovarium – Medula terletak lebih dalam
daripada bagian cortex. Bagian medula terdiri dari jaringan ikat kendor yang
mengandung banyak pembuluh darah. Selain itu, pada medulla juga terdapat pembuluh
limfe, saraf, serta otot polos.
Selain menghasilkan ovum, ovarium juga memproduksi
hormon sehingga tergolong juga ke dalam kelenjar endokrin. Berikut penjelasan
mengenai hormone ovarial;
Hormon
Estrogen – Estrogen berperan dalam pertumbuhan serta perkembangan organ
reproduksi wanita dan juga kelenjar mammae (payudara).
Hormon Progesteron – Hormon ini berfungsi untuk
merangsang pengeluaran kelenjar uterine. Sehingga berperan penting bagi
kelangsungan hidup janin di dalamnya.
Glandula
Mammae (Kelenjar Payudara)
Glandula
mammae sangat berkaitan erat dengan sistem reproduksi wanita. Pertumbuhan dan
perkembangan kelenjar payudara dipengaruhi oleh keberadaan hormon reproduksi
yang dihasilkan oleh ovarium. Kelenjar ini merupakan modifikasi dari kelenjar
keringat yang dingkupi dengan jaringan ikat serta jaringan lemak.
Pada wanita, kelenjar payudara akan membesar dengan
cepat seiring masa pubertas. Hal ini disebabkan bertambahnya jaringan ikat dan
lemak. Sedangkan kelenjarnya sendiri baru akan berkembang ketika terjadi
kehamilan.
0 komentar:
Posting Komentar