TENTANG MENGANALISIS PROSES PENGUATAN JADI DIRI
BANGSA
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berisikan tentang “Sejarah Bahasa Indonesia” tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya karena pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas. Oleh karena
itu, saya berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..............................................................................................….
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN ................................................................................................................
A.
Latar Belakang ...........................................................................................................
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................................
C.
Tujuan ........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ...................................................................................................................
A.
Pengertian sumpah
pemuda ......................................................................................
B.
Kebangkitan
nasionalisme modern ...........................................................................
C.
Perjuangan
volksraad ...............................................................................................
D.
Masa
berakhirnya pemerintah kolonial belanda ......................................................
BAB III
PENUTUP ...........................................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalau kita perhatikan
isi Sumpah Pemuda merupakan suatu peristiwa komitmen dan kebulatan tekad bangsa
Indonesia sebagaibangsa yang satu dan tanah air yang satu, serta menjunjung
bahasa persatuan. Menurut Taufik Abdullah, kisah sederhana itu memperlihatkan
pada kita tentang satu hal yang menarik dalam pengetahuan masa lalu kita.
Sumpah Pemuda dapat kita lihat sebagai perwujudan dari sebuah peristiwa besar,
yaitu berkumpulnya organisasi-organisasi pemuda terpelajar untuk melakukan “Kongres
Pemuda”. Sumpah Pemuda dipandang sebagai pengakuan fundamental dari sebuah
bangsa yang masih dalam tahap pembentukan. Ia terbentuk melalui kurun yang
waktu panjang. Tujuh tahun setelah terbentuknya Budi Utomo, pemuda Indonesia
mulai bangkit meskipun masih dalam tahapan loyalitas kepulauan. Perubahan pesat
dan radikal dari organisasi-organisasi pemuda itu mendorong mereka untuk
mengejar persatuan yang lebih luas. Harus diingat Sumpah Pemuda itu memiliki
makna yang strategis dalamrangkaian untuk mengembangakan rasa persatuan dan
proses penguatan jati diri bangsa, Pada bagian ini kita akan mendalami tentang
materi yang terkait dengan “Penguatan Jati Diri Bangsa” yang bermula dari
peristiwa Sumpah Pemuda.
B. Rumusan Masalah
a)
Apa pengertian
sumpah pemuda
b)
Bagaimana
kebangkitan nasionalisme modern
c)
Bagaimana
perjuangan volksraad
d)
Kapan masa
berakhirnya pemerintah kolonial belanda
C. Tujuan
a)
Mengetahui apa
itu sumpah pemuda
b)
Mengetahui
Bagaimana kebangkitan nasionalisme modern
c)
Untuk
mengetahui Bagaimana perjuangan volksraad
d)
Kapan masa
berakhirnya pemerintah kolonial belanda
1. Gerakan Pemuda
Munculnya elit baru di
kalangan kaum muda terpelajar, memunculkan pahaman baru di kalangan mereka.
Kalangan elit baru itu lebih cenderung memilih pekerjaan sebagai guru,
penerjemah, dokter, pengacara, dan wartawan. Munculnya elit baru itu
memunculkan pemahaman kebangsaan. Tujuh tahun setelah didirikannya Budi Utomo,
pemuda Indonesia mulai bangkit meskipun dalam loyalitas kepulauan. Perubahan
pesat dan radikal dari organisasi-organisasi pemuda saat itu semakin meluas
untuk mencapai cita-cita persatuan. Maka pada 30 April – 2 Mei 1926,
diadakannya rapat besar pemuda di Jakarta, yang kemudian dikenal dengan Kongres
Pemuda Pertama. Kongres itu diketuai oleh M. Tabrani. Tujuan kongres itu adalah
untuk mencapai perkumpulan pemuda yang tunggal, yaitu membentuk suatu badan
sentral dengan maksud memajukan paham persatuan kebangsaan dan mempererat
hubungan antara semua perkumpulan-perkumpulan pemuda kebangsaan.
2. Bangkitnya Nasionalisme Modern
Sebagai seorang
terpelajar Sukarno, muncul sebagai seorang pemuda cerdas yang memimpin
pergerakan nasional baru. Ia mendirikan partai dengan nama Partai
Nasional Indonesia (4 Juli 1927). Partai itu bersifat revolusioner,
sebelumnya partai itu bernama klub studi umum. Sukarno memimpin partai itu
hingga Desember 1929. Jumlah anggotanya hingga saat itu mencapai 1000. Soekarno
juga turut serta memprakarsai berdirinya Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan
Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada 1927. Pada 28 Oktober 1928 organisasi
ini ikut menyatakan ikrar tentang tanah air yang satu, berbangsa satu, dan
berbahasa satu, yaitu Indonesia. Pernyataan Sumpah Pemuda itu membawa dampak
luas pada masyarakat untuk menumbuhkan nasionalisme yang kuat. Di daerah-daerah
munculnya nasionalisme yang digerakkan oleh tradisi dan agama. Mereka
terinspirasi oleh oleh para pemimpin pergerakan nasional yang ada di Jakarta.
4. Masa Berakhirnya
Pemerintahan Kolonial
Menjelang berakhirnya
masa pemerintahan kolonial, bermacam-macam bentuk pergerakan nasional dapat
dikontrol oleh pemerintah kolonial. Kebijakan politik etis diterapkan sebagai
pengaman dari sebuah pertanggungjawaban pemerintah kolonial terhadap perubahan
mendasar terhadap dibukanya pintu politik untuk kaum bumiputera, walaupun
perubahan itu berjalan lambat. Masuknya bumiputera sebagai anggota Volksraad
bukan berarti kaum bumiputera diberi hak penuh untuk menyarakan pendapatnya
dalan Volksraad. Walaupun volksraad tidak memberikan kesempatan pada bumiputera
untuk berunding, setidaknya Volksraad sudah memberikan peluang para wakil
Hindia, yang membukakan wawasan mereka mengenai perlunya persatuan untuk
melaksanakan gerakan nasional dalam melawan kolonialisme. Selama masa 1920-an,
Politik Etis mulai kehilangan prinsip-prinsip asosiasinya. Politik Etis lalu
dilihat sebagai tugas kemakmuran yang tetap berjalan dalam pengamanan
masyarakat Indonesia. Pada akhir 1920-an, pergerakan yang dilakukan kaum
terpelajar mengarah pada nasionalisme sebagai petunjuk politiknya. Berbeda
dengan bentuk-bentuk pergerakan lama yang didasari pada ideologi Pan-islamisme
dan komunisme. Hal itu terlihat pada gerakan-gerakan mereka di bidang sosial
dan ekonomi. Pada 1930- an pikiran-pikiran asosiasi dilahirkan kembali seperti
yang disebut dengan Gerakan Stuw yang dilakukan pegawai-pegawai kolonial yang
progresif dan berusia muda, hal itu tidak juga memperbaiki kemerosotan rencana-
rencana pemerintah kolonial, sampai akhirnya datangnya Jepang.
Perjuangan di
Volksraad
Pada akhir tahun 1929,
pimpinan PNI ditangkap. Untuk melanjutkan perjuangan maka dibentuklah fraksi
baru dalam volksraad yang bernama Fraksi Nasional, pada Januari 1930 di
Jakarta. Fraksi itu diketua oleh Muhammad Husni Tramrin yang beranggotakan
sepuluh orang yang berasal dari Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Tujuan
organisasi itu adalah menjamin kemerdekaan Indonesia dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Penangkapan pimpinan
PNI menjadi pembicaraan di kalangan Fraksi Nasional. Mereka mengecam tindakan
pemerintah terhadap ketidakadilan yang diterapkan terhadap gerakan yang dilakukan
oleh pemerintah kolonial. Ketidakadilan itu bersumber dari artikel 169 sub, 153
bis, dan 161 bis. Atas usulan Fraksi Nasional itu vollksraad meninjau ulang
kebijakan pemerintah kolonial.
Partai Indonesia Raya
(Parindra)
Partai Indonesia Raya
didirikan di Solo pada Desember 1935. Partai ini merupakan gabungan dari dua
organisasi yang berfusi yaitu BU dan PBI. Sebagai ketuanya dipilih dr. Sutomo.
Tujuan partai adalah mencapai Indonesia Raya dan mulia yang hakekatnya mencapai
Indonesia merdeka.
Gabungan Politik
Indonesia (GAPI)
Kegagalan Petisi
Sutardjo mendorong gagasan untuk menggabungan organisasi politik dalam suatu
bentuk federasi. Gabungan Politik Indonesia (GAPI) itu diketuai oleh Muh. Husni
Thamrin. Pimpinan lainnya adalah Mr. Amir Syarifuddin, dan Abikusno
Tjokrosuyoso. Alasan lain dibentuknya GAPI adalah adanya situasi internasional
akibat meningkatnya pengaruh fasisme.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sumpah Pemuda adalah peristiwa yang sangat penting
dalam upaya membangun jati diri bangsa Indonesia.
Melalui Kongers Pemuda II pada tanggal 28 Oktober
1928 telah digelorakan semangat persatuan dan kesatuan yang sangat pentingnya
artinya untuk perjuangan rakyat Indonesia pada masa-masa berikutnya, dengan
secara nyata menunjukkan identitas keindonesiaan. Indonesia merdeka sebagai
tujuan para pemuda.
Berkembang pula nasionalisme modern yang dipelopori
Sukarno.
Dalam perkembangannya muncul organisasi-organisasi
baru yang bersikap kooperatif. Oleh sebab itu, bermacam-macam bentuk strategi
organisasi-organisasi pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonial
dilakukan dengan kooperasi dan non-kooperasi.
Parindra adalah organisasi yang berbentuk nasional
dan mempunyai strategi perjuangan dengan aksi politik.
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarahgampang.blogspot.co.id/2015/10/menganalisis-proses-penguatan-jati-diri.html
0 komentar:
Posting Komentar